Senin, 18 November 2013

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat



Pertentangan sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial :

1.      Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan sebenernya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Maksudnya adalah pendapat atau kepentingan sesorang yang berbeda dengan yang lainnya. Terkadang bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara damai aau sebaliknya berakhir secara anarkis.
Namun jika dicermati, perbedaan kepentingan dapat disiasati dengan saling bertoleransi dan meningkatkan solidaritas antar masyarakat agar bisa tetap hidup berdampingan dalam suasana yang harmonis.

2.      Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berfikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.

Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
·         Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior,   dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah).
·         Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
·         Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
·         Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
·         Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

3.      Ethnosentrisme dan Stereotype
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
Sedangkan stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.

4.      Konflik dalam Kelompok
      Konflik cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
·         Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
·         Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
·         Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.

Adapun cara-cara memecahkan konflik :
1)      Elimination : yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok kami sendiri”.
2)      Subjugation/Domination : yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya.
3)      Majority Rule : yaitu sura terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menetukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4)      Minority Consent : yaitu kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5)      Compromise : yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6)      Integration : yaitu pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

5.      Integrasi Masyarakat dan Nasional
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadapa kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap memperthankan kebudayaan mereka masing-masing.

a)      Bentuk Integrasi Sosial
·         Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan ciri khas kebudayaan asli.
·         Akulturasi yaitu penerimaan sebagai unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
b)      Faktor-faktor terjadinya masalah sosial
1)      Faktor Internal
·         Kesadaran diri sebagai makhluk sosial.
·         Tuntutan kebutuhan.
·         Jiwa dan semangat gotong royong.
2)      Faktor External
·         Tuntutan perkembangan zaman.
·         Persamaan kebudayaan.
·         Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama.
·         Persamaan visi, misis, dan tujuan.
·         Sikap toleransi.
·         Adanya kosensus nilai.
·         Adanya tantangan dari luar.
c)      Syarat berhasilnya Integrasi Nasional
·         Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
·         Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu  dengan yang lainnya.

Integrasi Nasional
Adalah kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan.
Integrasi Nasional akan lahir jika Integrasi Sosial dalam masyarakat berjalan dengan baik. Kesempurnaan dalam Integrsi Sosial sebuah masyarakat akan membentuk kekuatan suatu bangsa. Perbedaan pendapat, keyakinan, suku, ras, dan budaya dapat diatasi dengan tingginya solidaritas dan tenggang rasa antar masyarakat. Sudah barang tentu integrasi nasional akan terbentuk dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar