Minggu, 08 November 2015

ALINEA ATAU PARAGRAF



A.    JENIS TULISAN DALAM LARAS ILMIAH
Karya tulis ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri. Sebuah karya tulis fiksi, atau sering disebut karya sastra, merupakan ekspresi diri penulisnya yang dihasilkan dari imajinasi penulis. Hasil karya penulis merupakan hasil rekaannya sendiri berdasarkan realitas di sekelilingnya. Oleh karena itu, hasil karyanya disebut karangan dan penciptanya disebut pengarang (Soeseno, 1993: 1).
Sebaliknya, sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penulis karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis (Soeseno, 1993: 1).
Laras ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam laras ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus diperhatikan. Penulisan laras ilmiah tidak hanya untuk mengekspresikan pikiran, tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya tulis ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.

B.    EKSPOSISI, ARGUMENTASI, NARASI, DESKRIPTIF
1.     EKSPOSISI
Adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Contoh urutan analisis :
-          Urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
-          Urutan fungsional
-          Urutan atau analisis sebab akibat
-          Analisis perbandingan
Langkah-langkah penulisan :
-          Menentukan tema
-          Menentukan tujuan karangan
-          Memilih data yang sesuai dengan tema
-          Membuat kerangka karangan
-          Mengembangkan kerangka menjadi karangan
2.     ARGUMENTASI
Adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:
§  Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
§  Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
§  Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.
3.     NARASI
Adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Jenis-Jenis Narasi :
o   Narasi informative
Adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
o   Narasi ekspositorik
Adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
o   Narasi artistic
Adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
o   Narasi sugestif
Adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
-          Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
-          Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
Langkah-langkah menulis karangan narasi :
-          Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
-          Tetapkan sasaran pembaca
-          Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
-          Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
-          Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
-          Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan
-          mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut
4.      DESKRIPTIF/DESKRIPSI
Adalah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.

C.     SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
1.      Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2.      Kepaduan Paragraf
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3.      Kelengkapan Paragraf
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
4.      Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkan, 4 hal :
·         Penyusunan kalimat topik,
·         Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
·         Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
·         Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf. 
5.      Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
1)      pola runtunan waktu,
2)      pola uraian sebab akibat,
3)      pola perbandingan dan pertentangan,
4)      pola analogi,
5)      pola daftar, dan
6)      pola lain.

D.    KALIMAT TOPIK DAN PELETAKANNYA
Pada setiap paragraf terdapat pikiran utama dan pikiran penjelas. pikiran utama sebuah paragraf dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
1.      Membaca kalimat dalam paragraf satu demi satu.
2.      Menentukan inti paragraf tersebut.
Inti paragraf itulah yang disebut pikiran utama. Inti paragraf biasanya terungkap secara jelas atau terlihat pada kalimat yangg ada dalam paragraf. Kalimat yang memuat pikiran utama disebut kalimat utama, sedangkan kalimat yg memuat pikiran penjelas disebut kalimat penjelas. Akan tetapi, terdapat pula paragraf yg tersusun atas kalimat-kalimat yang berkedudukan sama. Dengan kata lain ada paragraf yang pikiran utamanya tidak tersurat dalam kalimat utamanya, namun tersirat pada keseluruhan paragraf.
Ide pokok adalah ide/ gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama atau gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok.
Selanjutnya, dimanakah kita dapat menentukan letak ide pokok atau pikiran utama? agar lebih jelasnya, perhatikan penjelasan berikut!
1.     Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang diawali dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama yang bersifat umum kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus. Contoh :
“Seseorang akan diuji dengan apa yang ia memiliki. Ketika ia memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat. Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusika n hartanya kepada orang lain”.
·         kalimat utamanya adalah Seseorang diuji dengan apa yang ia miliki. Ide pokoknya adalah ujian untuk seseorang (atau bisa juga ujian untuk seorang manusia).
2.     Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama. Contoh :
Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak- anak mereka. Jika orang tua ingin anaknya menjadi saleh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa yang mudah diijabahi. Jika orang tua mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya”.
·         Kalimat utamanya adalah Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya. Ide pokoknya adalah hati-hati mendoakan anak.
3.     Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal kalimat. 
Ciri-ciri Paragraf Campuran :
1)     Adanya kalimat pokok pada awal dan akhir paragraf,
2)     Adanya kalimat kalimat penjelas atau pendukung pada bagian tengah paragraf,
3)     Mempunyai struktur paragraf umum-khusus-umum,
4)     Adanya pengulangan atau variasi pada beberapa kata kunci atau keyword pada awal dan akhir paragraf.
Contoh :
“Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja”.
·         Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu:
1.      Malam harinya kami mulai sibuk.
2.      Pokoknya semua bekerja.

E.     POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragraf atau penalaran adalah pemikiran untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Penalaran atau pola pengembangan paragraf dibagi menjadi dua macam berdasarkan prosesnya, induksi dan deduksi.
1.      Penalaran Induksi (Induktif)
Penalaran Induktif adalah suatu proses pengembangan paragraf dengan menggunakan penalaran khusus ke umum. Dengan kata lain paragraf yang menggunakan pola ini dikembangkan dengan menyajikan topik-topik yang khusus kemudian disimpulkan dengan kalimat khusus pada bagian akhir paragraf. Proses penalaran ini dapat dibedakan menjadi :
1)      Generalisasi
Proses generalisasi adalah proses penalaran yang dimulai dari suatu fenomena khusus ke sebuah kesimpulan umum.
Contoh:
Narkoba sudah terkenal di kalangan remaja. Hampir 50% remaja Indonesia pernah menggunakan narkoba, dimulai dari heroin hingga ke pil ekstasi. Korbannya pun telah banyak yang berjatuhan akibat narkoba. Kebanyakan dari mereka tidak tertolong lagi dan meninggal akibat sakau. Oleh karena itu, Indonesia saat ini sedang mengalami darurat narkoba.
2)     Analogi 
Proses penalaran ini menggunakan perbandingan suatu benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk menarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama dengan benda atau peristiwa lainnya.
Contoh:
Umur manusia bisa dikatakan seperti umur buku. Buku semakin hari semakin menipis akibat halamannya selalu ditulis dengan menggunakan tinta hingga ke halaman terakhir. Begitu juga dengan umur manusia yang semakin hari semakin berkurang, terisi oleh pengalaman-pengalaman hidup dari lahir hingga ajal menjemput.
3)     Sebab-Akibat
Sebab akibat adalah proses penalaran yang diawali dari peristiwa-peristiwa khusus yang dianggap sebagai sebab dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang dianggap sebagi akibat.
Contoh:
Kemarin hujan turun sangat deras. Ribuan meter kubik air seperti ditumpahkan dari atas langit. Hujan yang terjadi kemarin juga sangat lama, hampir berlangsung selama 10 jam yang dimulai dari pagi hari hingga larut malam. Hujan deras itu juga disertai dengan angin yang sangat kencang yang tak henti-hentinya bertiup. Tak heran sungai meluap dan terjadi banjir dimana-mana. 
2.      Penalaran Deduksi (Deduktif)
Penalaran deduksi adalah proses pengembangan paragraf dimana hal-hal umum dikemukakan terlebih dahulu kemudian selanjutnay didukung atau diperjelas dengan hal-hal khusus. Proses penalaran deduksi terbagi menjadi dua yakni :
1)      Silogisme
Pengertian silogisme dalam pola pengembangan paragraf adalah suatu proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan yang akan menjadi pernyataan yang ketiga.
Dua pernyataan disebut premis mayor dan premis minor. Premis mayor adalah pernyataan yang bersifat umum dan premis minor adalah pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dua dasar premis itu akan dihasilkan kesimpulan yang logis dan sah. Contohnya dapat dilihat berikut ini.
·         Premis mayor (Umum) : Semua siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-abu.
·         Premis minor (Khusus): Rizki adalah siswa SMA.
·         Konklusi (Kesimpulan): Rizki harus memakai seragam putih abu abu.
Dari contoh diatas dapat ditarik sebuah rumus dalam silogisme yaitu :
·         PM: Semua A = B
·         PK: C=A
·         K : C=B
2)      Entimem
Entimem adalah memiliki kemiripan dengan pola pengembangan paragraf silogisme akan tetapi dengan versi yang dipendekkan. Rumus dari entimen adalah :  K (C +B) karena PK (C + A).
Contoh :
Rizki harus memakai (C) seragam abu abu (B) karena ia adalah siswa SMA (A).


SUMBER :