Kamis, 02 Juni 2016

STOP PELECEHAN!!!



Pelecehan seksual pada anak kini marak terjadi di Indonesia. Kasus itu salah satunya disebabkan oleh semakin menurunnya moral anak bangsa. Pelecehan seksual pada anak tak hanya menimbulkan luka fisik, namun juga luka psikologis karena trauma. Luka psikologis inilah yang paling berat. Oleh karena itu, pelecehan seksual pada anak harus ditangani dengan sangat serius. Jika tidak ditangani dengan serius maka akan muncul kasus-kasus yang lebih menakutkan di masa depan bagi anak Indonesia.
Adanya pemberitaan mengenai kasus pelecehan seksual pada anak adalah sebuah kisah menakutkan bagi para orang tua. Peran orang tua dan para guru sangatlah penting dalam mendidik perilaku seorang anak agar tidak melakukan hal yang menyakiti orang lain, karena sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Peran orang tua adalah sebagai pelindung. Oleh karena itu, lindungi anak dari pihak yang tidak bertanggung jawab dan lindungi masa depan mereka.
Adapun hal-hal yang dapat mencegah pelecehan seksual, seperti :
1.      Menunjukkan sikap tegas terhadap segenap bentuk perilaku yang mencurigakan.
2.      Selalu bersikap waspada.
3.      Hindari berjalan di tempat gelap dan sunyi.
4.      Berpakaian sewajarnya.
5.      Sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran semprot, dan sebagainya.
6.      Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur kendaraan sehingga tidak terlihat bingung. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi, seperti kantor polisi.
7.      Jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat yang belum dikenal.
8.      Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum dikenal.
9.      Berhati-hati jika diberi minum orang.
10.  Pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil, sudah terkunci dengan baik.
11.  Belajar bela diri untuk mempertahankan diri ketika diserang.

Akibat Pergaulan Bebas, Seseorang Menjadi Korban



Di zaman era globalisasi ini banyak sekali munculnya remaja yang melakukan perilaku menyimpang terhadap orang lain. Salah satu contoh perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja tersebut adalah pelecehan seksual.
Akhir-akhir ini banyak kasus mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh kalangan remaja dan itu membuat saya merasa prihatin atas kejadian tersebut. Pelecehan Seksual adalah tindakan yang sangat berbahaya. Pelecehan Seksual merupakan perilaku yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara fisik merujuk pada seks. Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja baik di tempat umum seperti bis, pasar, sekolah, kantor, maupun di tempat pribadi seperti rumah.
Hampir semua korban pelecehan seksual adalah perempuan, tidak hanya orang dewasa saja namun anak-anak pun ikut menjadi korban pelecehan seksual. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut adalah korban pelecehan akan merasa malu, marah, terhina, tersinggung, benci kepada pelaku, dendam pada pelaku, shock, trauma berat, kerusakan organ fisik, dan bahkan ada yang memilih untuk bunuh diri karena tidak tahan dengan perlakuan tersebut.
Contoh kasus pelecehan seksual yang sedang marak diperbincangkan adalah Menyalakan solidaritas untuk Yuyun yang Diperkosa oleh 14 Pria.

Belakangan ini telah menyebar di berbagai media sosial pesan solidaritas atas kasus pemerkosaan dan kematian remaja perempuan yang bernama Yuyun, asal Bengkulu, dan masih berumur 14 tahun.
Kasus ini bermula pada awal April 2016 lalu. Yuyun ditemukan tewas setelah menjadi korban pemerkosaan 14 orang pria. Dalam kasus ini, kepolisian telah mengamankan 12 dari 14 pelaku yang terlibat dalam kejadian tersebut dan 2 orang pelaku lainnya masih dalam pencarian polisi. Para pelaku yang terlibat masih berusia belasan tahun sama dengan usia korban.
Aksi keji tersebut bermula dari pesta miras yang dilakukan para pelaku. Dalam kondisi mabuk, 14 orang pelaku lantas menyekap Yuyun yang pada saat itu sedang berjalan kaki sepulang dari sekolah. Para pelaku lantas memperkosa korban. Saat sudah tak bernyawa, tubuh Yuyun dibuang ke dalam jurang.
Kasus ini mulai marak diperbincangkan di sejumlah media sosial sejak pertengahan April 2016. Kematian Yuyun menyulut solidaritas dari sejumlah pengguna media sosial. Salah satunya termanifestasi dalam tagar #NyalaUntukYuyun. Adapun nyala api ini merupakan simbol harapan atas penuntasan kasus Yuyun dan kekerasan seksual lainnya.