Minggu, 08 November 2015

KALIMAT EFEKTIF


A.    KALIMAT EFEKTIF
Dalam buku “Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai menyebutkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Ketidakefektifan kalimat dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tereduksi, sehingga akan beda maknanya saat ditangkap oleh pendengar atau pembicara. Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1.      Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
2.      Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
3.      Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
4.      Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
5.      Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah - pecah.
6.      Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
7.      Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.

B.    KESALAHAN KALIMAT
Menurut James (1998:1) “kesalahan berbahasa merupakan kegagalan dalam menggunakan bahasa”. Kemudian menurut Ellis (1987:20) “semua kesalahan dalam mempelajari bahasa asing sebagai bahasa tujuan dapat diramalkan dengan mengindentifikasikan perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa keduanya”.
Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya :
1.     Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
·         Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
·         Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong- menolong.
2.     Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·         Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga menjadi : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3.     Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·         Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4.     Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·         Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5.     Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
o   Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut :
“Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja”. Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut : “I live in Semarang where my mother work”. Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi : Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
o   Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut :
“Anak-anak sudah pada dating”. Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi : “Anak-anak sudah dating”.
6.     Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
·         Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi : “Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru”.

C.     PENALARAN KALIMAT
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Ciri-ciri Penalaran :
·         Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
·         Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·         Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
·         Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
·         Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :
1.     Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.
Ciri Penalaran Induktif
a)      Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
b)      Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
c)      Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
d)      Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
e)      Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
Contoh Kalimat Penalaran Induktif
a)      Kucing mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya.
b)      Sapi mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
c)      Anjing mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
Kesimpulan : Semua hewan yang mempunyai kelenjar susu dapat menyusui anaknya.
2.     Metode deduktif
Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Ciri Penalaran Deduktif
a)      Letak kalimat utama di awal paragraf.
b)      Diakhiri dengan penjelasan
c)      Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh Kalimat Penalaran Deduktif
a)      Semua manusia akan wafat (premis mayor)
b)      Rio adalah seorang manusia yang memiliki jiwa baik (premis minor)
Jadi, Rio akan wafat (konklusi), (*konklusi lebih sempit dari premis).

D.    KEHEMATAN ATAU EKONOMI BAHASA
Kehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang berlangsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
1.      Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
2.      Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut :
1.      Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
2.      Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.

E.     DAFTAR KONJUNGSI BAHASA
Konjungsi atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat : kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta. Jenis-jenis konjungsi: 
1.      Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a.      Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( =konjungsi setara )
Macam-macam :
-          dan (menyatakan penambahan)
-          tetapi ( menyatakan perlawanan)
-          atau ( menyatakan pemilihan )
b.      Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat)
Macam-macam :
-          sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai  (menyatakan waktu).
-          Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala (menyatakan syarat).
c.       Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macam :
-          baik … maupun …
-          tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
-          bukan hanya …, melainkan …
-          (se)demikian (rupa) … sehingga…
-          apa(kah) … atau …
-          entah … entah …
-          jangankan …, …pun.
2.      Konjungsi Antar kalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macam :
-          sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).
-          sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).
-          malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
3.      Konjungsi Antar paragraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya.  Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macam :
-          adapun
-          akan hal
-          mengenal
-          dalam pada itu

F.     DAFTAR PREPOSISI BAHASA
Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.
Penggolongan :
Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan :
1)      Preposisi yang menandai tempat. Misalnya dikedari.
2)      Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untukguna.
3)      Preposisi yang menandai waktu. Misalnya hinggahampir.
4)      Preposisi yang menandai sebab. Misalnya demiatas.
SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar