A.
KALIMAT
EFEKTIF
Dalam buku “Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, E. Zainal Arifin dan S. Amran
Tasai menyebutkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan
untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Ketidakefektifan kalimat
dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tereduksi, sehingga
akan beda maknanya saat ditangkap oleh pendengar atau pembicara. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
:
1.
Kesepadanan
Suatu
kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus
memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
2.
Kecermatan
Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam
membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
tafsiran ganda).
3.
Kehematan
Kehematan
dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata
bahasa.
4.
Kelogisan
Kelogisan
ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
5.
Kesatuan
atau Kepaduan
Kesatuan
atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu,
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah - pecah.
6.
Keparalelan
atau Kesajajaran
Keparalelan
atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat
berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
7.
Ketegasan
Ketegasan
atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat.
B.
KESALAHAN
KALIMAT
Menurut James
(1998:1) “kesalahan berbahasa merupakan kegagalan dalam menggunakan bahasa”.
Kemudian menurut Ellis (1987:20) “semua kesalahan dalam mempelajari bahasa
asing sebagai bahasa tujuan dapat diramalkan dengan mengindentifikasikan
perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa keduanya”.
Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya :
1.
Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir
(berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang
mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
·
Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol
yang dapat Anda gunakan.
·
Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus
saling menolong, atau Kita seharusnya tolong- menolong.
2.
Kontaminasi
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
·
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik
dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih
efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga menjadi : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih
menarik dan bervariasi.
3.
Salah pemilihan kata
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
·
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya : Saya mengetahui bahwa ia
kecewa.
4.
Salah nalar
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut
ini:
·
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5.
Pengaruh bahasa asing atau daerah
(interferensi)
o
Bahasa
Asing
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut :
“Saya
tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja”. Kalimat ini bisa jadi mendapatkan
pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut : “I live in Semarang where my mother work”.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi : Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya
bekerja.
o
Bahasa
daerah
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat
berikut :
“Anak-anak
sudah pada dating”. Dalam
bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi : “Anak-anak sudah dating”.
6.
Kata depan yang tidak perlu
Sering
kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti
pada kalimat berikut:
·
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita
menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi : “Program ini menyediakan berbagai fitur
terbaru”.
C.
PENALARAN
KALIMAT
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi-proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Ciri-ciri Penalaran :
·
Adanya
suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan
suatu proses berpikir logis).
·
Sifat
analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara
detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·
Logis,
suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang
secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
·
Analitis,
berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang
dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya
ke dalam suatu pola tertentu.
·
Rasional,
artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan
yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Metode
dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :
1.
Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum.
Ciri Penalaran Induktif
a)
Terlebih
dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
b)
Kemudian,
menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
c)
Kesimpulan
terdapat di akhir paragraph
d)
Kalimat
utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
e)
Gagasan
Utama terdapat pada kalimat utama.
Contoh Kalimat Penalaran Induktif
a)
Kucing
mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya.
b)
Sapi
mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
c)
Anjing
mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
Kesimpulan : Semua hewan yang
mempunyai kelenjar susu dapat menyusui anaknya.
2.
Metode deduktif
Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Ciri Penalaran Deduktif
a)
Letak
kalimat utama di awal paragraf.
b)
Diakhiri
dengan penjelasan
c)
Diawali
dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh Kalimat Penalaran Deduktif
a)
Semua
manusia akan wafat (premis mayor)
b)
Rio
adalah seorang manusia yang memiliki jiwa baik (premis minor)
Jadi, Rio akan wafat (konklusi),
(*konklusi lebih sempit dari premis).
D.
KEHEMATAN
ATAU EKONOMI BAHASA
Kehematan atau
ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang berlangsung menyampaikan gagasan
atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
1.
Dalam
ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja,
kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
2.
Karena
modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
Perbaikan
kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut :
1.
Dalam
ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
2.
Karena
modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
E.
DAFTAR
KONJUNGSI BAHASA
Konjungsi atau kata
sambung adalah
kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat : kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan
kalimat. Contoh: dan, atau,
serta. Jenis-jenis
konjungsi:
1.
Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi
3 jenis yaitu :
a.
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi
yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang
sama. ( =konjungsi setara )
Macam-macam
:
-
dan (menyatakan penambahan)
-
tetapi ( menyatakan perlawanan)
-
atau ( menyatakan pemilihan )
b.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi
yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang
tidak sama. (=konjungsi bertingkat)
Macam-macam
:
-
sesudah, setelah, sebelum, sehabis,
sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi,
selama, hingga, sampai (menyatakan
waktu).
-
Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,
manakala (menyatakan syarat).
c.
Konjungsi korelatif adalah konjungsi
yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki
status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macam
:
-
baik … maupun …
-
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
-
bukan hanya …, melainkan …
-
(se)demikian (rupa) … sehingga…
-
apa(kah) … atau …
-
entah … entah …
-
jangankan …, …pun.
2.
Konjungsi Antar kalimat yaitu konjungsi
yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu,
konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya
ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macam :
-
sebaliknya (menyatakan kebalikan dari
pernyataan sebelumnya).
-
sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan
keadaan yang sebenarnaya).
-
malahan, bahkan (menyatakan menguatkan
keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
3.
Konjungsi Antar paragraf yaitu
konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu
dipakai dengan paragraf sebelumnya.
Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macam :
-
adapun
-
akan hal
-
mengenal
-
dalam pada itu
F.
DAFTAR
PREPOSISI BAHASA
Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat")
atau kata depan adalah kata yang
merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina.
Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk,
atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai
dengan.
Penggolongan :
Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung
dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat
digunakan :
1)
Preposisi
yang menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.
2)
Preposisi
yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untuk, guna.
3)
Preposisi
yang menandai waktu. Misalnya hingga, hampir.
4)
Preposisi
yang menandai sebab. Misalnya demi, atas.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar