A.
DEFINISI
KOSAKATA
Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary)
adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau
merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan
sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua
kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun
kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan
gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian
standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.
Penambahan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari
proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam
suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru
sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan
edukatif.
B.
JENIS KATA
DALAM BAHASA INDONESIA
Berdasarkan
bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata
turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata
yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan
pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di
awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun
akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau
bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan
kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu
arti baru.
Dalam tata bahasa
baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda); adalah kata-kata yang merujuk pada
bentuk suatu benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun
konkret. Seperti nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku,
kuda.
2. Verba (kata kerja); adalah jenis kata yang
menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu :
a. Kata Kerja
Transitif : merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek,
contoh : membeli, membunuh memotong, dll.
b. Kata Kerja
Intransitif : merupakan kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti
kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat
tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi
diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah
jelas.
Di dalam
Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang tanpa
afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang
berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
a.
Verba Dasar
Bebas : verba yang beruba morfem dasar bebas, misalnya: duduk, makan, mandi,
minum, dll.
b.
Verba
Turunan : verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses
atau berupa paduan leksem. Beberapa bentuk verba turunan :
·
Verba
berafiks : berbuat, terpikirkan, dll.
·
Verba
bereduplikasi : bangun-bangun, ingat-ingat, dll.
·
Verba
berproses gabungan : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum,
dll.
·
Verba
majemuk : cuci mata, cuci tangan, dll.
3. Adjektiva (kata sifat); adalah kata yang menjelaskan
kata benda, misalnya keras, cepat. Ciri-ciri Kata Sifat sebagai berikut :
a.
Kata
sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang mengandung
makna paling.
b.
Kata
sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling,
sangat & cukup.
c. Kata
sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini : se-
+ redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya,
setinggi-tingginya, dll.
4. Adverbia (kata
keterangan); adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata
sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh
kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.
Kata
Keterangan Tempat : jenis kata yang memberikan informasi mengenai suatu lokasi,
misal: di sini, di situ, dll.
b.
Kata
Keterangan Waktu : jenis keterangan yng menginformasikan berlangsungnya sesuatu
dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanti, lusa, dll
c. Kata
Keterangan Alat : jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu
dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan motor”, dll.
d. Kata
Keterangan Syarat : kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya suatu
proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau, seandainya, dll.
e. Kata
Keterangan Sebab : jenis kata yang memberikan keterangan mengapa sesuatu itu
dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb.
5.
Pronomina (kata ganti); adalah kata pengganti kata
benda, misalnya ia, itu.
o
Orang
pertama (kami),
o
Orang kedua
(engkau),
o
Orang ketiga
(mereka),
o
Kata ganti
kepunyaan (-nya),
o
Kata ganti
penunjuk (ini, itu)
6.
Numeralia (kata bilangan); adalah kata yang
menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu
deretan, misalnya satu, kedua.
a.
Angka
kardinal (duabelas),
b.
Angka
ordinal (keduabelas) vf
7. Kata
tugas adalah jenis kata di
luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima
sub kelompok:
a.
preposisi (kata depan) : jenis kata yang
terdapat di depan nomina (kata benda). (contoh: dari, ke & di),
b. konjungsi (kata sambung) : jenis kata yang dapat
menggabungkan 2 satuan bahasa yang sederajat. (contoh : dan, atau & serta),
c.
artikula (kata sandang) : jenis kata yang
mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. (contoh:
sang, si),
d.
interjeksi (kata seru) : jenis kata yang
mengungungkapkan perasaan. (contoh: wow, wah),
e.
partikel
Penegas : kategori yang meliputi kata yang
tidak tunduk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang
diiringinya. Ada empat macam partikel penegas, yaitu: -lah, -kah,
-tah & pun.
C.
KATA
SERAPAN
Kata
serapan (juga kata
pungutan atau kata pinjam) adalah kata yang
berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan
diterima pemakaiannya secara umum.
D.
KATA
PINJAMAN
Kata
Pinjam merupakan kata yang dipinjam dari bahasa lain dan kemudian disesuaikan
dengan kaidah bahasa sendiri.
E.
IMBUHAN
DALAM BAHASA SERAPAN
Imbuhan serapan merupakan serapan dari bahasa asing pada umumnya berfungsi sebagai
kata benda dan kata sifat. Makan umum yaitu untuk menandai kata sifat. imbuhan
serapan sering kali berasal dari bahasa asing misalnya : berasal dari bahasa
Inggris, Belanda,Jerman, Perancis dan Arab.
Imbuhan serapan
mempunyai sifat atau ciri misalnya : ilegal, universal atau sportif, aktif, dan
egois. Sebaliknya, -isme mengandung makna paham, misalnya nasioalisme,
komunisme dsb. Beberapa imbuhan
serapan itu antara lain :
1) An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik.
2) Ab - [= dari] ; abrasi,
abnormal.
3) Tele - [= jauh] ; televisi,
telepon.
4) Mini - [= kecil] ; miniatur, mini
bus.
5) Super - [= di atas] ; supersonik,
super power, supervise.
6) Uni - [= satu] ; unilateral,
universitas.
7) Nomo - [=
satu] ; monoton, monogami, ,monophobia.
8) Sub - [= dibawah] : subversi,
subsidi, subordinasi.
9) Trans - [= seberang, lewat] ;
transisi, tranfusi.
10) Semi - [= setengah, sebagian] ;
semiautomatis, semiformal, semifinal.
F.
HUBUNGAN ANTAR MAKNA
Makna kata berdasarkan
hubungan antarmakna terdiri atas :
1. Sinonim : Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama
atau hampir sama. Contoh :
a)
Yang sama maknanya :
·
sudah – telah,
·
sebab – karena.
b)
Yang hampir sama maknanya :
·
untuk-bagi-buat-guna,
·
cinta-kasih-sayang.
contoh kalimat : Kemarin
Rido menyatakan cinta kepada perempuan
yang dia cintai tapi dia sudah memiliki wanita
pujaan hati.
2.
Antonim : Yaitu
kata-kata yang berlawanan makna. Contoh :
·
basar – kecil,
·
siang – malam,
·
panjang-pendek.
contoh kalimat : Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian B. Inggris
sangat rendah.
3.
Homonim : Yaitu dua
kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh :
·
Buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi”
·
Buku 2 : buku tulis.
contoh kalimat : setiap hari senin polisi selalu
mengadakan apel pagi
4.
Homograf : Yaitu
kata-kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda. Contoh :
·
Mental 1 : terpelanting.
·
Mental2 : batin, jiwa.
5.
Homofon : Yaitu
kata-kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda. Contoh :
·
sangsi 1 : ragu-ragu, bimbang.
·
Sangsi 2 : tindakan, hukuman.
6.
Polisemi ; Yaitu satu
kata yang memiliki makna banyak. Contoh : JATUH
·
Didit jatuh
dari sepeda
·
Harga gabah jatuh
·
Setiba di runah dia jatuh sakit
·
Nilainya
jatuh dalam ujian
contoh kalimat : Guru yang dulunya pernah menderita
cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas.
7. Hiponim dan Hipernim : Hiponim yaitu
kata-kata tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat (umum),
hipernim (kelas atas) adalah sebaliknya (khusus).
Contoh : kata BUNGA merupakan hiponim. Sedangkan mawar, melati anggrek, dst adalah
hipernim.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar