A.
JENIS
TULISAN DALAM LARAS ILMIAH
Karya tulis
ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri. Sebuah karya tulis fiksi, atau
sering disebut karya sastra, merupakan ekspresi diri penulisnya yang dihasilkan
dari imajinasi penulis. Hasil karya penulis merupakan hasil rekaannya sendiri
berdasarkan realitas di sekelilingnya. Oleh karena itu, hasil karyanya disebut karangan
dan penciptanya disebut pengarang (Soeseno, 1993: 1).
Sebaliknya,
sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran,
gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah
menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh.
Oleh sebab itu, penulis karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan
disebut penulis (Soeseno, 1993: 1).
Laras ilmiah
memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam laras
ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai
kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus diperhatikan.
Penulisan laras ilmiah tidak hanya untuk mengekspresikan pikiran, tetapi untuk
menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan
kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan
sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya tulis ilmiah
tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
B.
EKSPOSISI,
ARGUMENTASI, NARASI, DESKRIPTIF
1.
EKSPOSISI
Adalah
salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan
tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat.
Contoh
urutan analisis :
-
Urutan
kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang
bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
-
Urutan
fungsional
-
Urutan
atau analisis sebab akibat
-
Analisis
perbandingan
Langkah-langkah
penulisan :
-
Menentukan
tema
-
Menentukan
tujuan karangan
-
Memilih
data yang sesuai dengan tema
-
Membuat
kerangka karangan
-
Mengembangkan
kerangka menjadi karangan
2.
ARGUMENTASI
Adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan
tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi
dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana
disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide,
gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan
ditemukan:
§ Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian
pembaca atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
§ Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan
kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan
yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument
harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi,
eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
§ Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk
membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui
proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.
3.
NARASI
Adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke
waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Jenis-Jenis Narasi :
o
Narasi informative
Adalah
narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
o
Narasi ekspositorik
Adalah
narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
o
Narasi artistic
Adalah
narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat.
o
Narasi sugestif
Adalah
narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat.
Tujuan
menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
-
Hendak memberikan informasi atau wawasan dan
memperluas pengetahuan
-
Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
Langkah-langkah menulis karangan narasi :
-
Tentukan
dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
-
Tetapkan
sasaran pembaca
-
Rancang
peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
-
Bagi
peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
-
Rincian
peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung
cerita
-
Susun
tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan
-
mengerti
aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut
4.
DESKRIPTIF/DESKRIPSI
Adalah satu
kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan
secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang
tidak langsung mengalaminya sendiri.
C.
SYARAT
PEMBENTUKAN PARAGRAF
1. Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang
membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema
tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu
hal saja.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan (koherensi) adalah
kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk
suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan
sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan
kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan Paragraf
Ialah suatu paragraf yang berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf
yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan
adalah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak
sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca
yang menjadi sasaran. Memperhitungkan, 4 hal :
·
Penyusunan
kalimat topik,
·
Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
·
Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
·
Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus
disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh
pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu
pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan
gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :
1)
pola
runtunan waktu,
2)
pola
uraian sebab akibat,
3)
pola
perbandingan dan pertentangan,
4)
pola
analogi,
5)
pola
daftar, dan
6)
pola
lain.
D.
KALIMAT
TOPIK DAN PELETAKANNYA
Pada setiap paragraf terdapat pikiran utama
dan pikiran penjelas. pikiran utama sebuah paragraf dapat dicari dengan cara
sebagai berikut.
1.
Membaca kalimat
dalam paragraf satu demi satu.
2.
Menentukan inti
paragraf tersebut.
Inti paragraf itulah yang disebut pikiran
utama. Inti paragraf biasanya
terungkap secara jelas atau terlihat pada kalimat yangg ada dalam paragraf.
Kalimat yang memuat pikiran utama disebut kalimat utama, sedangkan kalimat yg
memuat pikiran penjelas disebut kalimat penjelas. Akan tetapi, terdapat pula
paragraf yg tersusun atas kalimat-kalimat yang berkedudukan sama. Dengan kata
lain ada paragraf yang pikiran utamanya tidak tersurat dalam kalimat utamanya,
namun tersirat pada keseluruhan paragraf.
Ide pokok adalah ide/ gagasan yang menjadi
pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama
lain ide pokok adalah gagasan utama atau gagasan pokok. Dalam satu paragraf
hanya ada satu ide pokok.
Selanjutnya, dimanakah kita dapat
menentukan letak ide pokok atau pikiran utama? agar lebih jelasnya, perhatikan
penjelasan berikut!
1.
Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang diawali dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama yang bersifat umum kemudian
diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus. Contoh :
“Seseorang akan diuji dengan
apa yang ia memiliki. Ketika ia memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu
tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat. Ketika seseorang mempunyai harta maka
dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusika n hartanya kepada
orang lain”.
·
kalimat utamanya
adalah Seseorang diuji dengan apa yang ia miliki. Ide pokoknya adalah ujian
untuk seseorang (atau bisa juga ujian untuk seorang manusia).
2.
Paragraf
Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat
utama. Contoh :
“Ini
adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh
ajaib jika itu ditujukan pada anak- anak mereka. Jika orang tua ingin anaknya
menjadi saleh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa
yang mudah diijabahi. Jika orang tua mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun
akan terkabulkan. Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya”.
·
Kalimat utamanya adalah
Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya. Ide pokoknya adalah
hati-hati mendoakan anak.
3.
Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik
yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal kalimat.
Ciri-ciri Paragraf Campuran :
1)
Adanya kalimat pokok pada awal dan
akhir paragraf,
2)
Adanya kalimat kalimat penjelas atau
pendukung pada bagian tengah paragraf,
3)
Mempunyai struktur paragraf
umum-khusus-umum,
4)
Adanya pengulangan atau variasi pada
beberapa kata kunci atau keyword pada awal dan akhir paragraf.
Contoh :
“Malam harinya
kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh
petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus
diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat
pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat
khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan
makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil.
Pokoknya semua bekerja”.
·
Gagasan utama
paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu:
1.
Malam harinya kami
mulai sibuk.
2.
Pokoknya semua
bekerja.
E.
POLA
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragraf atau penalaran adalah pemikiran untuk
memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa, penalaran adalah proses penafsiran data sebagai
dasar untuk menarik kesimpulan. Penalaran atau pola pengembangan paragraf
dibagi menjadi dua macam berdasarkan
prosesnya, induksi dan deduksi.
1. Penalaran Induksi (Induktif)
Penalaran Induktif adalah suatu proses pengembangan paragraf
dengan menggunakan penalaran khusus ke umum. Dengan kata lain paragraf yang
menggunakan pola ini dikembangkan dengan menyajikan topik-topik yang khusus
kemudian disimpulkan dengan kalimat khusus pada bagian akhir
paragraf. Proses penalaran ini dapat dibedakan menjadi :
1)
Generalisasi
Proses generalisasi adalah proses penalaran
yang dimulai dari suatu fenomena khusus ke sebuah kesimpulan umum.
Contoh:
Narkoba sudah terkenal di kalangan
remaja. Hampir 50% remaja Indonesia pernah menggunakan narkoba, dimulai dari
heroin hingga ke pil ekstasi. Korbannya pun telah banyak yang berjatuhan akibat
narkoba. Kebanyakan dari mereka tidak tertolong lagi dan meninggal akibat
sakau. Oleh karena itu, Indonesia saat ini sedang mengalami darurat narkoba.
2)
Analogi
Proses penalaran ini menggunakan
perbandingan suatu benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk
menarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama
dengan benda atau peristiwa lainnya.
Contoh:
Umur manusia bisa dikatakan seperti umur buku. Buku semakin hari semakin menipis akibat halamannya selalu ditulis dengan menggunakan tinta hingga ke halaman terakhir. Begitu juga dengan umur manusia yang semakin hari semakin berkurang, terisi oleh pengalaman-pengalaman hidup dari lahir hingga ajal menjemput.
Contoh:
Umur manusia bisa dikatakan seperti umur buku. Buku semakin hari semakin menipis akibat halamannya selalu ditulis dengan menggunakan tinta hingga ke halaman terakhir. Begitu juga dengan umur manusia yang semakin hari semakin berkurang, terisi oleh pengalaman-pengalaman hidup dari lahir hingga ajal menjemput.
3)
Sebab-Akibat
Sebab akibat adalah proses penalaran yang diawali dari peristiwa-peristiwa khusus yang dianggap sebagai sebab dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang dianggap sebagi akibat.
Sebab akibat adalah proses penalaran yang diawali dari peristiwa-peristiwa khusus yang dianggap sebagai sebab dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang dianggap sebagi akibat.
Contoh:
Kemarin hujan turun sangat deras.
Ribuan meter kubik air seperti ditumpahkan dari atas langit. Hujan yang terjadi
kemarin juga sangat lama, hampir berlangsung selama 10 jam yang dimulai dari
pagi hari hingga larut malam. Hujan deras itu juga disertai dengan angin yang
sangat kencang yang tak henti-hentinya bertiup. Tak heran sungai meluap dan
terjadi banjir dimana-mana.
2. Penalaran Deduksi (Deduktif)
Penalaran deduksi adalah proses pengembangan paragraf dimana
hal-hal umum dikemukakan terlebih dahulu kemudian selanjutnay didukung atau
diperjelas dengan hal-hal khusus. Proses penalaran deduksi terbagi menjadi dua
yakni :
1)
Silogisme
Pengertian silogisme dalam pola
pengembangan paragraf adalah suatu proses penalaran yang berusaha menghubungkan
dua pernyataan yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan yang akan
menjadi pernyataan yang ketiga.
Dua pernyataan disebut premis
mayor dan premis minor. Premis mayor adalah pernyataan yang bersifat umum dan
premis minor adalah pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dua dasar premis
itu akan dihasilkan kesimpulan yang logis dan sah. Contohnya dapat dilihat
berikut ini.
·
Premis
mayor (Umum) : Semua siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-abu.
·
Premis
minor (Khusus): Rizki adalah siswa SMA.
·
Konklusi
(Kesimpulan): Rizki harus memakai seragam putih abu abu.
Dari contoh diatas dapat ditarik sebuah rumus
dalam silogisme yaitu :
·
PM:
Semua A = B
·
PK:
C=A
·
K
: C=B
2)
Entimem
Entimem adalah memiliki kemiripan dengan pola
pengembangan paragraf silogisme akan tetapi dengan versi yang dipendekkan.
Rumus dari entimen adalah : K (C +B)
karena PK (C + A).
Contoh :
Rizki harus memakai (C) seragam abu abu (B)
karena ia adalah siswa SMA (A).
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar