A.
PENGERTIAN
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang digunakan
untuk berkomunikasi antara manusia melalui alat ucap. Mungkin ada orang yang
berkeberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk
mengadakan komunikasi. Mereka itu menunjukkan bahwa dua orang atau pihak dapat
mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah
disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan
sebagainya, sejak lama telah dipergunakan untuk mengadakan komunikasi antara
anggota masyarakat. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila
dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi sebagai disebut tadi
mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan
kompleks dari pada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Dewasa
ini sangat sulit bagi kita untuk membayangkan asal dan perkembangan kebudayaan
umat manusia yang begitu kompleks tanpa bahasa.
Walaupun asap api, bunyi gendang dan sebagainya dalam
keadaan yang sangat terbatas dapat digunakan untuk berkomunikasi, tetapi
semuanya bukanlah bahasa. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri
haruslah merupakan simbol atau perlambang.
Berikut ini merupakan pengertian/pandangan dari beberapa
ahli mengenai bahasa :
1.
Menurut
Bill Adams, Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam
sebuah konteks inter-subjektif.
2. Menurut
Wittgenstein, Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami,
berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
3. Menurut
Plato, Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan
onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin
dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
4. Menurut
Sudaryono, Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna
sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu
sumber terjadinya kesalahpahaman.
5. Menurut
William A. Haviland, Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan
menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang
yang berbicara dalam bahasa itu.
6. Menurut
Fodor (1974), Bahasa adalah system simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan
system simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional.
Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna
bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang
dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
7. Menurut
Sunaryo (2000:6), Bahasa didalam struktur budaya ternyata memiliki kedudukan,
fungsi dan peran ganda yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus
berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Menurut
Owen, Bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of
those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat
didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional
untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan
kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
9. Menurut
Mackey (1986:12), Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage
may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer,
atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari
suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
10. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah
sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap)
yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
B.
ASPEK
BAHASA
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat
dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu.
Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu
yang dapat diserap panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makan yaitu hubungan antara
rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya itu. Bunyi
itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (= yang diserap panca
indra kita), sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang
menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain.
Bahasa dapat ditinjau dari tujuh aspek, yaitu:
1. Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya
bahasa susunan kata-kata yang teratur dan jika kehilangan salah satu unsur akan
merubah atau merancukan sebuah arti dalam kalimat.
2. Bahasa merupakan sistem tanda, artinya
sudah ada kesepakatan atau konvensi bahwa sebuah bahasa dapat mewakili suatu
hal atau peristiwa yang dipahami bersama dalam satu.
3. Bahasa merupakan sistem bunyi karena
dasar dari bahasa adalah bunyi dan tulisan merupakan aspek atau alternatif
kedua yang tidak kalah pentingnya.
4. Bahasa merupakan konvensi atau
kesepakatan dari pengguna suatu bahasa.
5. Bahasa itu produktif, artinya bahasa
intensitas penggunanya sangat tinggi dan vital.
6. Bahasa itu unik setiap bahasa mempunyi
sistem yang berbeda dan beragam penamaan dan penggunaannya.
7. Bahasa merupakan identitas suatu
kelompok sosial yang menggambarkan ciri budaya.
C.
FUNGSI
BAHASA
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari,
salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa
Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa
Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia
tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis
menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan
pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan
teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa, bagi kepentingan yang lebih
terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara
terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau
bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal,
bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif.
Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan
tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui
bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan
tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi
bahasa. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat
untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa
Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi masyarakat modern.
Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari bahasa :
1. Untuk
menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain :
- Agar menarik perhatian
orang lain terhadap kita
- Keinginan untuk
membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan di
atas tidak terpisah satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk
menetapkan dimana yang satu mulai dan di mana yang lain berakhir
sangatlah sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagai berkembang
sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah
dapat menyatakan dirinya sendiri, ia menangis bila lapar atau haus. Ketika
mulai belajar berbahasa, ia memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus
dan sebagainya. Hal itu berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa.
Keadaan hatinya, suka-dukanya, semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar
tekanan-tekanan jiwanya dapat tersalur. Kata-kata seperti, aduh, hai, wahai,
dan sebagainya. Menceritakan pada kita kenyataan ini.
2. Alat
komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima
atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua
yang kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan
komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek-moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan
kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Ia juga memungkinkan manusia
menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil-hasil yang berguna bagi masa
kini dan masa yang akan datang.
Dalam pengalaman sehari-hari, atau katakanlah sejak kecil
hingga seorang meningkat dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan,
sejalan dengan bertambahnya kenyataan-kenyataan atau pengalaman-pengalaman seseorang.
Bila kita membandingkan bahasa sebagai suatu sistem keseluruhan dengan wujud
dan fungsi bahasa yang bertahap-tahap dalam kehidupan individual, yaitu wujud
dan fungsi yang terbatas pada masa kanak-kanak, serta wujud dan fungsi bahasa
yang jauh lebih luas pada waktu seorang telah dewasa, maka dapatlah dibayangkan
betapa wujud dan fungsi bahasa itu sejak awal mula sejarah umat manusia hingga
kini. Bahasa itu mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sesuai dengan
perkembangan intelektual manusia dan kekayaan cipta karya manusia sebagai hasil
dari kemajuan intelektual itu sendiri.
Bila kita menyetujui pendapat yang mengatakan bahwa
kebutuhan manusia primitif masih sangat sederhana dan terbatas, serta kemampuan
intelektual mereka masih sangat rendah bila dibandingkan dengan keadaan dewasa
ini, serta di pihak lain kita mengakui bahwa bahasa adalah alat untuk
mengungkapkan atau mengkonsumsikan semua kebutuhan seperti yang telah diuraikan
di atas, maka dapat ditegaskan pula bahwa wujud dan fungsi bahasa pada
manusia-manusia primitif masih terbatas pula sesuai dengan keterbatasan
kebutuhan dan kemampuan intelektualnya. Tetapi seketika teknik manusia
bertambah serta kebudayaan dan kebutuhan manusia meningkat, maka bahasa itu
turut pula berkembang untuk dapat menampung semua apa yang telah dicapai oleh
umat manusia sehingga komunikasi tidak mengalami kemacetan.
3. Alat
untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa, di samping sebagai salah satu unsur kebudayaan,
memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka,
mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar
berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi,
lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan
kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan untuk memperoleh
(pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya.
Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan
belajar mengenal segala adat istiadat, tingkah laku, dan tata karma
masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi) dengan semuanya
melalui bahasa. Seorang pendatang bau dalam sebuah masyarakat pun harus
melakukan hal yang sama. Bila ingin hidup dengan tentram dan harmonis dengan
masyarakat itu ia harus menyesuaikan dirinya dengan masyarakat itu; untuk
itu ia memerlukan bahasa, yaitu bahasa masyarakat tersebut. Bila ia dapat
menyesuaikan dirinya maka ia pun dengan mudah membaurkan dirinya (integrasi)
dengan segala macam tata karma masyarakat tersebut.
Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaan antara satu dengan yang
lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompoknya penuturnya dalam satu
kesatuan. Ia memungkinkan tiap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat bahasa itu. Dua orang yang mempergunakan
bahasa yang sama, akan mempergunakan pula kata-kata yang sama untuk melukiskan
suatu situasi yang identik. Kata sebagai sebuah simbol bukan saja melambangkan
pikiran atau gagasan tertentu, tetapi ia juga melambangkan perasaan, kemauan
dan tingkah laku seseorang.
4. Alat
untuk mengadakan kontrol sosial
Yang dimaksud dengan kontrol sosial adalah usaha untuk
mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang-orang lain. Tingkah laku itu
dapat bersifat terbuka (overt; yaitu tingkah laku yang dapat diamati atau
diobservasi), maupun yang bersifat tertutup (covert; yaitu tingkah laku yang
tak dapat diobservasi)
Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat
diatur dengan mempergunakan bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk
mendapatkan tanggapan, baik tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang
berbentuk perbuatan atau tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan wibawa,
bila bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan intruksi atau penerangan
kepada bawahannya, adalah bahasa yang kacau dan tak teratur. Kekacauan dalam
bahasanya akan menggagalkan pula usahanya untuk mempengaruhi tingkah laku dan
tindak-tanduk bawahannya.
Dalam mengadakan kontrol sosial, bahasa itu mempunyai relasi
dengan proses-proses sosialisasi suatu masyarakat. Proses-proses sosialisasi
itu dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut. Pertama, memperoleh keahlian
bicara, dan dalam masyarakat yang lebih maju, memperoleh keahlian membaca dan
menulis. Keahlian berbicara dan keahlian menulis pada masyarakat yang sudah maju,
merupakan persyaratan bagi tiap individu untuk mengadakan partisipasi penuh
dalam masyarakat tersebut. Kedua, bahasa merupakan saluran yang utama di mana
kepercayaan dan sikap masyarakat diberikan kepada anak-anak yang tengah tumbuh.
Mereka inilah yang menjadi penerus kebudayaan kepada generasi berikutnya.
Ketiga, bahasa melukiskan dan menjelaskan peran yang dilakukan oleh si anak
untuk mengidentifikasikan dirinya supaya dapat mengambil
tindakan-tindakan yang diperlukan. Dan keempat, bahasa menanamkan rasa
keterlibatan (atau sense of belonging atau esprit de corps) pada si anak
tentang masyarakat bahasanya.
D.
FUNGSI BAHASA INDONESIA
1. Bahasa Persatuan
Bahasa persatuan
adalah pemersatu suku bangsa, yaitu
pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan
(SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Fungsi pemersatu ini (heterogenitas/kebhinekaan) sudah
dicanangkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
2. Bahasa Nasional
Bahasa Nasional
adalah fungsi jati diri Bangsa Indonesia
bila berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi bahasa
nasional ini dirinci atas bagian berikut:
a) Lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
b) Identitas nasional dimata internasional
c) Sarana hubungan
antarwarga, antardaerah, dan antar budaya, dan
d) Pemersatu lapisan
masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa, dan bahasa.
3. Bahasa Negara
Bahasa negara adalah
bahasa yang digunakan dalam administrasi negara untuk
berbagai aktivitas dengan rincian berikut:
a) Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan,
b) Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi
belajar di sekolah dan perguruan tinggi,
c) Fungsi bahasa sebagai
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bagai
negara Indonesi sebagai negara berkembang
d) Fungsi bahsa sebagai
bahasa resmi berkebudayaan dan ilmu teknologi (ILTEK)
4. Bahasa Baku
Bahasa baku (bahasa
standar) merupakan bahasa yang digunakan dalam
pertemuan sangat resmi. Fungsi bahasa baku
itu berfungsi sebagai berikut:
a) Pemersatu sosial, budaya, dan bahasa,
b) Penanda kepribadian bersuara dan
berkomunikasi,
c) Penambah kewibawaan sebagai pejabat dan
intelektual,
d) Penanda acuan ilmiah dan penuisan
tulisan ilmiah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar